Tidak mudah untuk menjelaskan eksistensi gerakan rahasia kaum zionis. Bukan saja karena sifatnya yang rahasia, tetapi tenggang waktu gerakannya yang sudah berlangsung ratusan tahun dan warna sejarahnya yang panjang menyebabkan berbagai spekulasi dan hipotesis tentang gerakan tersebut.
Memang pada awalnya, zionisme lahir dari aspirasi kaum Yahudi untuk memenuhi panggilan "tanah yang dijanjikan" atau Ezrat Yisrail. Akan tetapi, dalam perkembangannya, zionisme menjadi sebuah ideologi imperialisme baru yang ingin "mengangkangi" dunia dengan melemahkan potensi umat beragama termasuk agama Yahudi itu sendiri.
Dengan kata lain, zionis adalah Yahudi sedangkan zionisme adalah ideologi atau gerakan sekuler-materialistis berskala internasional untuk mengkafirkan umat beragama.
Di samping itu, keyakinan-keyakinan terhadap agama, serta berbagai kontroversi sekitar ketuhanan Yesus dan kedatangannya kembali ke dunia; menjadi suatu bahan kajian kaum zionis, yang melahirkan berbagai pemikiran pencerahan berupa mistik atau bid'ah yang bertentangan dengan konvesi di lingkungan Gereja.
Gerakan zionisme berkaitan dengan sejarah kaum Yahudi itu sendiri. Suatu bangsa yang sangat unik, yang bertebaran ke berbagai sudut dunia yang dihubungkannya dengan simbol angka "13" yang bila dijumlahkan menjadi 4 (1+3), yang menunjukkan cita-cita mewujudkan kesatuan dunia serta panggilan seluruh bangsa Yahudi yang tersebar (diaspora) di empat penjuru angin: utara, timur, selatan, dan barat.
Sebagaimana kita ketahui, sejak pembuangan di Babel, kaum Yahudi mulai bertebaran (diaspora; terserak) ke seluruh pelosok dunia. Oleh karena waktu yang cukup lama, hal ini menyebabkan mereka tidak lagi menjadikan bahasa Ibrani sebagai bahasa sehari-hari, melainkan mereka menggunakan bahasa Yunani (Koine). Juga oleh sebab, Injil Perjanjian Lama diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani sekitar 200 SM. Dan pertama kali terbit di Mesir dengan nama Septuaginta 4 dan menurut hikayat alasan memberi nama Septuaginta dikarenakan disusun oleh tujuh puluh ahli bahasa yang mengarangnya --Berkhof dan Enklaar 1996.
Betapa pun penyebaran mereka ke berbagai kelompok. Ikatan kesejarahan, emosi, dan khususnya keyakinan akan kitab sucinya serta kebanggaan pada jati dirinya sebagai bangsa pilihan tuhan (the choosen people) telah membentuk bangsa tersebut untuk selalu menjadi pembicaraan di atas panggung sejarah peradaban manusia.
Penderitaan dan kekecewaan bersatu padu dalam cinta dan harapan, sehingga melahirkan satu bangsa yang unik. Falsafah hidupnya selalu melambangkan jiwanya yang penuh dengan tantangan.
Pandangan hidupnya yang bertumpu pada kekuatan, kebijaksanaan, kemanusiaan, dan cinta --dengan karakternya yang cerdik dan licik-- menyebabkan lahirnya tokoh-tokoh dunia di segala bidang.
Sederetan nama, seperti Karl Marx (tokoh komunis), Friedrich Wilhelm Nietzsche (seorang filosof kontroversial), Albert Einstein (teori relativitas), Steven Spielberg (sineas Amerika), dan sebagainya.
Begitu rapinya organisasi ini, baik dalam bentuk maupun kecerdasannya yang tinggi dalam menyiasati gerak kehidupan manusia. Menyebabkan seluruh jaringan serta aspirasinya secara sangat halus telah membentuk warna dunia global, seperti yang kita rasakan saat ini.
Seorang musuh Yahudi yang paling membencinya sekalipun tanpa terasa akan mendukung "warna" budaya Yahudi. Keberhasilannya membangun kerajaan teknologi informasi, industri, dan keuangan, menyebabkan mereka mudah untuk mengontrol gerak dan denyut perkembangan suatu bangsa dan pemerintahannya.
Untuk mewujudkan cita-cita mereka tersebut, berbagai bidang strategis harus dikuasainya dan tidak memberikan peluang kepada selain Yahudi (goyim). Mereka menguasai dunia informasi karena dibutuhkan satu global image yang positif untuk kelangsungan kegiatannya dalam jangka panjang.
Mereka kuasai seluruh lembaga keuangan dunia, karena dengan menguasai perekonomian global, roda kehidupan suatu bangsa lebih mudah mereka kontrol, dan sekaligus membuka jalan menuju cita-citanya kembali ke tanah yang dijanjikan (zion).
Tidak hanya di bidang materi-teknologi informasi dan lembaga keuangan --di bidang filsafat dan agama pun mereka sangat gigih untuk melakukan reformasi pemikiran. Walaupun pada akhir perkembangan reformasinya --lebih mengarah kepada agama palsu (pseudo-religion) dalam bentuk aliran kebatinan, mistik (occultism), takhayul (supertition)-- dengan cerdik mereka pun mencoba menantang dominasi kekuasaan Gereja Katolik Roma, dan lahirlah saksi Jehovah (Jehovah witnesses) yang cenderung mengubah seluruh penafsiran baru terhadap Bibel, terutama Perjanjian Lama.
Secara terselubung, mereka menolak Yesus sebagai Kristus. Bahkan, debat yang panjang antara Jehovah, Adventis, Protestan, Katolik, dan Pantekosta, sekitar teologi Kristus dan Yesus terus berlangsung sampai saat ini.
Iluminasi yang diartikan sebagai "penerangan" (enlightenment) serta gerakan organisasi freemason telah dianggap kelompok bid'ah, berkaitan dengan cara mereka menafsirkan Kristus dan penolakan terhadap Yesus sebagai Mesiah; serta penafsiran radikal dan tata cara ritual yang telah dianggap terlepas dari akarnya.
Para anggota freemason secara definitif (pasti) menolak sama sekali kekuasaan Katolik Roma yang mereka anggap sebuah tiran yang harus dimusnahkan. Mereka mengatakan, :
"Apabila didefinisikan, rezim gereja adalah tirani bagi freemason, sebab jika mereka (rezim gereja) hendak membuat dogma atau peraturan tidak perlu seizin pemerintah. Karena alasan inilah, freemason selalu berlawanan dengan Gereja Katolik Roma, sejak mengklaim bahwa kekuasaan Tuhanlah yang mengatur sesuatu yang gaib."
(By definition, a church regime is tyrannical for the freemason if it seeks to make dogmas or to rule without consent of the governed. For this reason, freemason have always detested the Roman Catholic church, since they claims power from heaven to teach supernatural doctrines).
Sumber: Dajjal dan Simbol Setan, Drs. H. Toto Tasmara, Penerbit: Gema Insani Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar