Mengenai Mushaf Ubayy ibn Ka`b, Jeffery berpendapat Mushaf Ubayy memiliki banyak persamaan dengan Mushaf Ibn Mas`ud dan mengandungi dua ekstra surah: yaitu al-Hafd dan al-khala '.
Sebenarnya, Mushaf Ubayy ibn Ka`b banyak juga yang berbeda dengan Mushaf Ibn Mas`ud. Surah al-Fatihah, al-Nas dan al-Falaq tercantum dalam Mushaf Ubayy dan tidak tercantum dalam Mushaf Ibn Mas`ud. Susunan surah dan ragam bacaan Ubayy juga banyak berbeda dengan Ibn Mas`ud. Selain itu, terdapat paling tidak dua versi yang berbeda mengenai susunan surah Mushaf Ubayy.
Bergstrasser sendiri berpendapat Mushaf Ubayy kurang berpengaruh dibanding dengan Mushaf Ibn Mas`ud. Selain itu, murid-murid Ubayy dari generasi sahabat seperti Ibn Abbas, Abu Hurayrah, dan ‘Abdullah ibn al-Sa'ib menerima Mushaf ‘Uthmani.
(Shams al-Din Abu al-Khayr Muhammad ibn Muhammad al-Jazari, Ghayat al-Nihayah, I: 31.)
Selain itu, riwayat yang menyebutkan bahwa Mushaf Ubayy mengandung dua surah ekstra; al-Hafd dan al-khala ‘, adalah riwayat palsu karena bersumber dari Hammad ibn Salama. Hammad meninggal pada, tahun 167 H dan Ubayy meninggal pada tahun 30 H. Jadi, paling tidak ada gap, dua sampai tiga generasi antara meninggalnya Ubayy dan Hammad. Jadi, Hammad tidak mungkin bisa meriwayatkan langsung dari Ubayy.
(Muhammad Mustata al-A'zami; The History of the Qur'anic Text, 203.)
Selain itu, catatan di dalam mushaf tidak seharusnya bermakna itu adalah Mushaf Al-Qur'an. Masahif `Uthmani disebarkan ke berbagai kota sekaligus diiringi dengan para Qurra'. Mereka mengajarkan qira'ah berdasarkan kepada otoritas yang relevan. Ini yang menetapkan apakah teks tersebut adalah Al-Qur'an atau bukan, bukan berdasarkan kepada manuskrip yang illegal dan tidak dapat disahkan.
Sumber: Metodologi Bibel dalam Studi Al-Qur’an karya : Adnin Armas M.A.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar